13.8.18

KeMANGTEER Jogja Mangroving ke Ekowisata Mangrove Munjang

Pesona jembatan kayu di Munjang.

Munjang - KeMANGTEER. Pada tanggal 31 Juli 2018, salah satu Teer Jogja, yaitu Teer Fariz mangroving ke Mangrove Munjang, Kurau Barat, Bangka Tengah, Bangka Belitung. Hutan mangrove di Kurau Barat berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Pangkalpinang dan memiliki luas 213 ha dengan lahan yang telah dikelola sebanyak 30%.

Hutan mangrove di kawasan ini, juga telah diresmikan sebagai Ekowisata Mangrove Munjang pada 27 Juli 2017 oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan. Setelah diresmikan, mangrove di sini memiliki daya tarik lebih bagi wisatawan untuk datang berkunjung dan berlibur di akhir pekan.

Baliho yang terdapat di kawasan ekowisata.

Ada beberapa pilihan untuk menyusuri pesona mangrove di Munjang. Yang pertama, Anda bisa berjalan kaki melewati keasriannya sepanjang 300-400 m, dan yang kedua menggunakan kapal kecil bermuatan 5-10 orang yang menyusuri anak sungai di dalam hutan, selama 5 - 10 menit perjalanan. Dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 setiap satu kali perjalanan.

"Saya memilih menggunakan kapal kecil karena ingin mencoba hal yang berbeda. Jalur yang dilewati juga berkelok-berkelok dan airnya masih jernih. Benar-benar asri tempat wisatanya," jelas Teer Fariz. "Setelah sampai di tempat pemberhentian kapal, mangroving saya masih berlanjut untuk mengeksplorasi hutan mangrove Munjang. Untuk yang senang ber-selfie ria, terdapat banyak spot-spot foto kece yang disediakan pihak pengelola. Jadi jangan takut tidak eksis di sini, ya," tambahnya.

Perakaran mangrove di Munjang.

Fasilitas lain yang tersedia di sini adalah lokasi outbond. Terdapat flying bridge yang dapat menantang uji nyali kalian. Kondisi mangrove di sini juga terlihat sangat terawat yang dibuktikan dengan masih banyaknya berbagai spesies mangrove berukuran besar yang masih berdiri kokoh dan alami.

"Hutan mangrove Munjang bisa dijadikan tempat wisata percontohan bagi tempat wisata mangrove," terang Teer Fariz. "Terutama ekowisata mangrove yang belum terawat atau belum dikelola dengan baik, khususnya di Provinsi Bangka Belitung agar ekosistem mangrove tidak tergerus dengan kepentingan ekonomi saja, tetapi juga bisa melindungi daratan Pulau Bangka dari ancaman abrasi," tutupnya. (FRZ/ADM/KJGJ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar