29.4.16

Gelar Mangrove EM4S 2016, KeMANGTEER Semarang Tanam Mangrove di Pulau Burung

Poster EM4S KeMANGTEER Semarang

Semarang - KeMANGTEER. Hai, Teer. Salamteer! Ada kabar gembira, nih. Bagi Anda yang berdomisili di Semarang dan sekitarnya, KeMANGTEER Semarang dalam memeriahkan peringatan Hari Jadinya yang Keempat, akan menggelar Mangrove EM4S 2016 dengan serangkaian kegiatan mangroving yang super duper kece, yang tentunya ditutup dengan aksi wajib penanaman mangrove yang kali ini akan dilakukan di Pulau Burung, Demak. Mau ikutan? Simak dan cermati TOR di bawah ini, ya.

A. Latar Belakang
Keberadaan hutan mangrove sebagai bagian dari ekosistem pesisir memiliki fungsi ganda dalam kehidupan. Dari sisi lingkungan hidup, mangrove memiliki peran sebagai benteng alamiah daratan dari terjangan abrasi pantai, serta ekosistemnya memiliki nilai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Secara ekonomis, mangrove memiliki nilai ekonomi baik dari kayu, buah maupun berbagai biota yang berada di dalamnya.

Hutan mangrove berperan penting dalam ekologi laut dan lingkungan pantai, mencegah pengikisan garis pantai, pelindung terhadap gelombang dan angin, penahan intrusi air laut dan penahan lumpur serta perangkap sedimen.

Namun, di banyak tempat di Indonesia, hutan mangrove mengalami kerusakan yang cukup memprihatinkan. Ekstensifikasi ke arah pantai menyebabkan kawasan mangrove sepanjang tepi pantai dan tambak yang berfungsi sebagai penahan gelombang air dan angin serta aliran air laut menghilang, sehingga menimbulkan abrasi dan rob (banjir air laut ke arah daratan).

Sebagai contoh, salah satunya ekosistem mangrove di Kabupaten Demak yang semakin lama semakin berkurang luasannya sehingga dengan berkurangnya mangrove, tingkat abrasi pantai yang terjadi semakin parah.

Perubahan garis pantai terjadi karena abrasi. Sehingga mengubah bentuk pantai menjadi semakin panjang, dan akibatnya luas kawasan daratan berkurang.

Abrasi sepanjang pantai di Kabupaten Demak terus meluas. Setidaknya, perubahan panjang garis pantai ini ditunjukkan dari data citra satelit yang dibandingkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak.

Selain dampak dari kerusakan hutan mangrove, abrasi yang terjadi di wilayah Pesisir Demak berkaitan dengan laju pembangunan di kawasan pesisir Kota Semarang. Ini tidak mustahil karena Demak berdekatan dengan Semarang.

Reklamasi untuk kepentingan kawasan industri, permukiman, maupun tempat wisata yang terjadi di Semarang berakibat pada naiknya air laut. Reklamasi sejatinya menyempitkan luas laut sehingga air yang tidak tertampung menerjang daratan di sekitar pantai.

Kian derasnya abrasi yang menerjang Pesisir Sayung Demak diduga sebagai dampak pembangunan break water (kolam pelabuhan yang digunakan untuk parkir kapal) di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.

Kondisi ini diperparah karena sekitar 80 persen wilayah pantai di Semarang telah dikuasai secara legal oleh pihak-pihak swasta. Kemungkinan terjadinya reklamasi pantai demi kepentingan industri atau usaha perekonomian makin membuka lebar-lebar pintu abrasi. Jika itu terjadi, maka sepanjang pantai di wilayah Demak akan terkena getahnya.

Abrasi yang terjadi di sejumlah pantai di Kecamatan Sayung Demak hingga saat ini belum ditangani secara optimal. Sejumlah kawasan bibir pantai kondisinya sudah tergolong parah, titik lokasi abrasi terjadi sangat memprihatinkan. Dikhawatirkan, beberapa desa di kawasan pesisir Demak akan lenyap ditelan laut.

Kemungkinan, beberapa tahun kedepan desa yang berbatasan dengan laut akan hilang tertelan abrasi. Abrasi telah merusak kondisi infrastruktur di wilayah Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Ratusan hektar tambak dan beberapa perkampungan telah lenyap. Bahkan parahnya, dampak abrasi telah meluas hingga ke beberapa desa di Kecamatan Sayung bagian selatan. Jadi, dampak abrasi ini telah memasuki beberapa desa dengan melintasi jalur Pantura sebagai pembatas.

Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Sayung, kerusakan yang terjadi akibat gerusan abrasi bertahap semakin meluas. Dari yang sebelumnya tercatat hanya beberapa desa sebagai lokasi terdampak abrasi, saat ini dari 20 desa yang ada di kecamatan ini, 14 desa diantaranya telah menjadi lokasi terdampak abrasi.

Kantor Kecamatan Sayung mendata, mulai tahun 2000, abrasi telah menenggelamkan satu dukuh di Desa Bedono. Setidaknya, sebanyak 200-an rumah di Dusun Rejosari Senik, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, terendam akibat ganasnya abrasi.

Setelah warga menuntut relokasi, mereka direlokasi ke Desa Gemulak dan Desa Sidogemah di Kecamatan Sayung. Tetapi, masih terdapat kurang lebih lima kepala keluarga yang bertahan.

Selain Dusun Rejosari Senik, Dusun Tambaksari di Desa Bedono juga sudah tenggelam, dari 66 Kepala Keluarga, tinggal tujuh Kepala Keluarga yang masih tetap bertahan. Abrasi telah menggerus pantai sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer.

Parahnya, kini abrasi mendekat ke Jalan Raya Sayung, Demak. Hal ini tentu sangat mencemaskan. Di samping terjadi kerusakan lingkungan akibat tergerus daratan, tambak sebagai pusat penghidupan warga turut menjadi korban. Sampai saat ini, lebih dari 300-an hektare tambak di Kecamatan Sayung telah musnah.

Sisi lain abrasi juga merusak infra struktur lingkungan. Rumah-rumah dan bangunan warga terancam roboh karena digenangi air laut.

Berdasarkan keprihatinan di atas, serta dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun KeMANGTEER Semarang yang Keempat, Hari Bumi, menyambut Hari Lingkungan Hidup dan Hari Mangrove Dunia, kami KeMANGTEER Semarang (KeSEMaT Mangrove Volunteer Semarang) yang didukung oleh NATUR, bermaksud mengadakan sebuah upaya untuk mencoba mempertahankan kawasan pesisir Demak, khususnya dari dampak abrasi air laut.

Karena itu, upaya rehabilitasi mangrove menjadi salah satu solusi untuk mencegah abrasi yang semakin lama semakin memprihatinkan.

B. Nama Kegiatan
Program ini kami beri nama: “KeMANGTEER SEMARANG EMAS – EDUCATION & MANGROVE ACTION SQUAD”

C. Tujuan Kegiatan
1. Rehabilitation (Pemulihan), yaitu penanaman mangrove secara massal sebagai upaya pemulihan kerusakan ekosistem mangrove dan antisipasi perubahan iklim di wilayah pesisir.
2. Conservation (Perlindungan), yaitu sebagai upaya untuk tetap menjaga dan melindungi kelestarian lingkungan pantai dari abrasi.
3. Restorvation (Pengamanan), yaitu pengamanan terhadap abrasi, garis pantai, dan sebagai batas teritorial negara dan habitat di dalamnya.
4. Education (Pendidikan), yaitu meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai hutan mangrove. Diharapkan program tersebut dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai laboratorium alam yang nantinya menjadi pusat penelitian mangrove.
5. Production (Produksi), yaitu disamping sebagai penghasil bibit dan pemanfaatan kayu mangrove, tetapi juga terdapat nilai produktif ekonomis pada habitat ikan, reptil dan burung di dalam hutan mangrove.
6. Menyambung tali silaturahmi dengan beberapa komunitas peduli lingkungan, sehingga peran generasi muda untuk peduli pada lingkungan, khususnya mangrove semakin terjalin.

D. Bentuk Kegiatan
Bentuk program kegiatannya adalah penanaman bibit mangrove dan penyuluhan tentang pentingnya menanam mangrove di kawasan pesisir.

1. Penyuluhan dan Sosialisasi tentang Pentingnya Ekosistem Mangrove dan Pelatihan Penanaman
a. Peserta Penyuluhan
Siswa kelas 4 dan 5, SD Negeri 1 Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
b. Lokasi Penyuluhan
Gedung Sekolah SD Negeri 1 Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
c. Metode Penyuluhan
• Pemberian materi tentang mangrove melalui media LCD proyektor.
• Pemutaran film lingkungan untuk mangrove.
• Pertanyaan dan kuis.
• Pembagian hadiah dan kenang-kenangan.
d. Waktu Penyuluhan
Penyuluhan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 30 April 2016, mulai pukul 08.00 WIB s/d 10.00 WIB.

2. Rehabilitasi Hutan Rusak dan Lahan Kritis Mangrove
a. Penanaman bibit mangrove
Aksi penanaman bibit mangrove merupakan kegiatan puncak “KeMANGTEER Semarang EMAS”. Penanaman dilakukan oleh Anggota KeMANGTEER Semarang, bersama beberapa komunitas peduli lingkungan di Kota Semarang dan Kabupaten Demak.
b. Lokasi Penanaman
Penanaman akan dilakukan di Pulau Burung , Dusun Rejosari Senik, Bedono, Kecamatan Sayung , Kabupaten Demak.
c. Waktu Penanaman
Penanaman dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 1 Mei 2016, mulai pukul 08.00 WIB s/d selesai.

E. Manfaat Kegiatan
1. Manfaat Biologis sebagai habitat biota laut dan satwa liar dan sumber produktif perairan.
2. Manfaat Ekonomis sebagai penghasil bibit mangrove, perikanan, burung dan reptil, wisata alam, penghasil kayu bakar, penghasil kayu arang, penghasil bahan baku kertas dan penghasil kayu bangunan/tiang pancang, sumber mata pencaharian masyarakat, sumber pangan dan sumber bahan obat-obatan.
3. Manfaat Sosialis sebagai kelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
4. Manfaat Fisik sebagai penahanan abrasi, menahan intrusi air laut, menurunkan kondisi gas CO2 di atmosfir dan penahan angin.
5. Manfaat Edukatif sebagai obyek penelitian dan laboratorium alam.

F. Peserta Kegiatan
Anggota KeMANGTEER Semarang, siswa sekolah dan komunitas peduli lingkungan.

G. Penyelenggara Kegiatan
Kegiatan ini diselenggarakan oleh KeMANGTEER Semarang.

H. Kontak
Segala korespondensi berkenaan dengan program Mangrove EM4S 2016 dapat ditujukan kepada Teer Dika di nomor 085641478889.

Demikian TOR ini kami susun sebagai bahan acuan kegiatan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. (DKS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar