19.1.16

KeMANGTEER Semarang Tebar Inspirasi di BEST FM

Kampanye mangrove di 99.3 FM Semarang.

Semarang - KeMANGTEER. Pada tanggal 16 Januari 2016, KeMANGTEERSMG berkesempatan untuk mengenalkan komunitas KeSEMaT Mangrove Volunteer Regional Semarang ke khalayak luas melalui siaran radio. Ini kali kedua KeMANGTEERSMG diundang ke Radio BEST FM Semarang.

Sebelumya, kami pernah diundang pada tanggal 15 Juli 2015. Stasiun Radio yang mengudara di gelombang 99.3 FM dari kawasan Jl. Abdul Rahman Saleh, Manyaran Semarang ini, sangat peduli dengan keberadaan komunitas di kota Semarang. Hal ini dibuktikan dengan adanya segmen Kupas (Kumpul Komunitas) yang menjadi media publikasi komunitas kota Semarang.

Diwakili Teer Dika, Teer Aik dan Teer Putri, kami melakukan siaran selama satu jam, mulai pukul 17.00 hingga pukul 18.00 WIB.

Dipandu penyiar Kak Ian Brasco, kami mengenalkan dan mempromosikan KeMANGTEER Semarang yang peduli terhadap keberadaan hutan mangrove yang kondisinya terancam rusak, khususnya di kawasan pesisisir kota Semarang dan sekitarnya.

Ada enam segmen yang kami manfaatkan selama siaran untuk mengkampanyekan save mangrove kepada para pendengar radio dari segala kalangan. Segmen pertama dan kedua, kami diminta untuk memperkenalkan diri serta memperkenalkan apa itu KeMANGTEERSMG.

Di segmen ini, kami memaparkan sejarah terbentuk, siapa pendirinya, apa itu KeSEMaT hingga struktur organisasi KeMANGTEERSMG periode yang sekarang.

Masuk segmen ketiga, kami menjabarkan apa saja agenda rutin yang kami lakukan, serta kegiatan yang telah kami adakan, juga kegiatan yang segera diselenggarakan dalam waktu dekat.

Berhubung KeMANGTEERSMG sedang membuka Open Recruitment untuk anggota baru, kami juga promosikan langsung pada BESTLOVER’S (sebutan pendengar setia radio BEST FM) untuk bergabung dengan komunitas kami.

"Apa saja syaratnya?," tanya Kak Ian.

"Syarat utamanya adalah cinta lingkungan dan peduli dengan keberadaan hutan mangrove," jelas Teer Dika.

"Cukup itu saja? Tanpa ada syarat lain?" tanya Kak Ian lagi.

"Iya, karena KeMANGTEER merupakan komunitas terbuka untuk siapa saja yang peduli dengan mangrove, asalkan niat berjuang untuk mangrove. Kami juga tidak memandang usia, jenis kelamin, agama, pendidikan dan pekerjaan," tegas Teer Dika.

Pengalaman suka dan duka selama menjadi relawan mangrove mengisi segmen keempat dan lima. Tentu saja, tiap anggota punya pengalaman masing-masing, dari mangroving ke beberapa pesisir Semarang, Kendal, Demak, dan Jepara.

"Anggota kami lebih banyak pengalaman sukanya dibanding dukanya," jelas Teer Dika. "Pengalaman duka hanya perjalanan menuju lokasi yang umumnya jalan setapak yang susah diakses dengan kendaraan. Namun, kalau sudah sampai lokasi penanaman, rasa penat selama perjalanan akan terbayarkan dengan keseruan menanam mangrove di pesisir pantai atau di kawasan tambak bandeng. Apalagi, menanam di pinggiran tambak bandeng yang belum dipanen, sensasinya luar biasa, karena sambil melihat ikan-ikan bandeng berloncatan," tambah Teer Dika, panjang lebar.

Dari pengalaman yang kami ceritakan, Kak Ian jadi makin tertarik untuk bergabung dengan aksi mangroving kami.

Siaran kami, tahun yang lalu, saat dipandu Kak Redo Tanimbar, langsung menggugah semangat Kak Ian untuk gabung penanaman mangrove.

Ketika KeSEMaT menggelar aksi penanaman 1.000 pohon mangrove jenis Cemara Laut dan bersih pantai, kami juga mengajak penyiar BEST FM untuk menjadi relawan mangrove.

"Kak Redo Tanimbar dan Kak Rafa Dirga juga ikut memeriahkan acara penanaman 1.000 Cemara Laut itu, bersama dengan komunitas lain di kawasan pesisir Mangkang, Semarang, terang Teer Dika yang saat ini menjabat sebagai Ketuteer KeMANGTEERSMG.

Menutup segmen siaran Kupas, KeMANGTEERSMG mempromosikan kembali agenda OPREC 2016-nya, serta tidak lupa promo medsos KeMANGTEERSMG di Twitter, IG, FB dan Website.

Semakin aktif promo, semakin banyak orang tau tentang KeMANGTEERSMG, semakin banyak pula orang perduli dengan mangrove. Bulan februari KeMANGTEERSMG rencana akan siaran lagi ke RCT FM, pungkas Teer Dika. (ADM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar