22.7.18

KeMANGTEER Luwuk Resmi Berdiri

KeMANGTEER Regional Luwuk, resmi berdiri.

Luwuk - KeMANGTEER. Senang sekali, hari ini (22/7/18), untuk pertama kalinya KeMANGTEER Luwuk mulai beroperasi mengkampanyekan pelestarian mangrovenya di media sosialnya, yaitu Instagram @KeMANGTEERLWK.

Seperti regional lainnya, maka KeMANGTEER Luwuk akan menjadi sebuah wadah bagi para mangrover di Luwuk dan sekitarnya yang berminat menyalurkan jiwa-jiwa peduli mangrovenya di Banggai, Sulawesi Tengah.

Mengkampanyekan penyelamatan ekosistem mangrove adalah hak setiap orang, tak terkecuali hak menjaga hutan mangrove di Luwuk, Banggai.

Sebagai informasi, menurut Wikipedia, Luwuk adalah sebuah kecamatan sekaligus pusat pemerintahan Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Luwuk berjarak 610 kilometer dari Kota Palu, ibu kota provinsi Sulawesi Tengah.

Setelah pemekaran kecamatan Luwuk Utara, Luwuk Timur, dan Luwuk Selatan, kecamatan Luwuk memiliki wilayah seluas 72,82 km² dengan kondisi geografi berbatasan dengan laut dan dikelilingi perbukitan dengan ketinggian mencapai 170 mdpl.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banggai tahun 2016, kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 37.719 jiwa. Luwuk digadang-gadang akan menjadi ibu kota provinsi Sulawesi Timur apabila moratorium pemekaran daerah dicabut dan usulan pemekaran dari provinsi Sulawesi Tengah tersebut disetujui oleh Pemerintah Pusat.

Mangrove di Banggai
Data dari PKEPKL Universitas Negeri Gorontalo dan Perkumpulan JAPESDA Gorontalo (2017) menyebutkan bahwa di Kabupaten Banggai terdapat 50 jenis mangrove yang teridiri dari 25 jenis mangrove sejati dan 25 jenis mangrove asosiasi.

Juga ditemukan spesies mangrove yang langka dan terancam punah, yaitu Scyphiphora hydrophyllacea di Desa Tingki-Tingki Kecamatan, Batui Selatan dan Desa Uwedikan (Pulau Balean dan Potean) Kecamatan Luwuk Timur.

Beberapa jenis mangrove yang umum, juga ditemukan di Kabupaten Banggai, yaitu Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Xylocarpus dan Lumnitzera.

Kerusakan mangrove di Banggai
Luas mangrove di Kabupaten Banggai adalah 7,387 Ha, dan 5,652 Ha diantaranya rusak berat. Penyebabnya karena adanya alih fungsi untuk pembukaan tambak, pemukiman, serta pengambilan kayu untuk kayu bakar, pembuatan perahu dan kebutuhan lainnya. Kerusakannya terus meningkat namun perbaikan atau rehabilitasi masih minim.

Mengingat potensi hutan mangrove di Luwuk, maka adalah sebuah tantangan apabila KeMANGTEER Luwuk dapat mencegah kerusakan yang telah terjadi. Untuk itu, kehadiran KeMANGTEER Luwuk, kedepannya diharapkan dapat menjadi sebuah solusi untuk mendampingi warga pesisirnya dalam memitigasi bencana di wilayah pesisir Banggai.

Sekjen KeMANGTEER Indonesia, Himatul Kholisa mengungkapkan kegembiraannya dengan kehadiran KeMANGTEER Luwuk. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Yayasan IKAMaT untuk SK Pendirian KeMANGTEER Luwuk tertanggal 4 Juli 2018.

"Sebagai Regional KeMANGTEER ke-12, ini pertama kalinya, KeMANGTEER hadir di Sulawesi, dan Luwuk-lah yang memulai. Semoga inisiatif baik ini dapat terus menular ke regional-regional lainnya, tak hanya di Sulawesi saja, tapi juga di seluruh Indonesia, di kota-kota lainnya," kata Sekjen. "Selamat buat KeMANGTEER Luwuk. Bersama kita berjuang menyelamatkan hutan mangrove di Luwuk," pungkasnya. (ADM/KLWK).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar